Dua bulan pasca adopsi new normal, kasus Covid-19 Indonesia melonjak. Sebagaimana telah kami prediksikan di awal pelonggaran PSBB (Republika, 11 Juni 2020), memaksakan adopsi new normal di tengah pandemi yang masih jauh dari mereda adalah pertaruhan yang sangat beresiko.
Di awal pandemi, (2 Maret-5 April), penambahan kasus harian rata-rata 65 kasus. Bulan pertama adopsi PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) PSBB (6 April-5 Mei) angka ini meningkat rata-rata 327 kasus dan bulan ke-dua PSBB (6 Mei-5 Juni) masih meningkat rata-rata 563 kasus. Kini, bulan pertama pasca pelonggaran PSBB (6 Juni–5 Juli), kasus harian melonjak rata-rata 1.141 kasus dan bulan ke-dua pasca adopsi new normal (6 Juli – 5 Agustus) kasus harian menembus 1.714 kasus.
Setelah lebih lima bulan bersama Covid-19, Indonesia masih jauh dari melandaikan kurva pandemi, bahkan puncak kurva-pun masih belum terlihat. Dibutuhkan perubahan kebijakan yang signifikan, sebelum beban pandemi semakin melonjak ke depan. Awalnya, kematian harian akibat Covid-19 rata-rata 6 kasus (2 Maret-5 April), menjadi 22 kasus (6 April-5 Mei), kemudian 30 kasus (6 Mei-5 Juni), dan terus melonjak menjadi 49 kasus (6 Juni-5 Juli) dan kini menembus 73 kasus (6 Juli-5 Agustus). Bila kita juga memperhitungkan kematian PDP dan ODP, angka kematian harian akibat Covid-19 ini akan melambung hingga tiga kali lipat.