Dilema BDR dan PTM

Setelah 18 bulan berlalu sejak sekolah-sekolah ditutup demi menekan penyebaran virus Covid-19, kini pemerintah mendorong puluhan juta anak untuk kembali ke sekolah seiring pandemi yang kian terkendali. Urgensi pembukaan kembali sekolah telah lama disuarakan berbagai pihak dan telah menjadi konsensus bahwa Belajar dari Rumah (BDR) dengan pembelajaran jarak jauh (PJJ) adalah pengganti yang jauh dari sepadan dari pembelajaran normal di sekolah dengan Pertemuan Tatap Muka (PTM).

Namun, pelaksanaan PTM terbatas secara masif di 471 kabupaten-kota dengan status PPKM level 1-3 segera memunculkan dampak yang tak diinginkan, yang telah diduga banyak pihak sebelumnya: melonjaknya kasus penularan Covid-19. Kemunculan klaster sekolah yang semakin banyak seiring pelaksanaan PTM terbatas, menimbulkan dilema: mempertahankan BDR dengan kerugian peserta didik yang semakin signifikan, atau terus mendorong PTM terbatas dengan harga mahal kasus penyebaran virus akan kembali melonjak.

Untuk memahami lebih dalam dilema antara BDR dan PTM ini, IDEAS melakukan survey tatap muka dengan protokol kesehatan pada Agustus-September 2021 yang lalu terhadap 98 kepala sekolah, 515 guru dan 826 peserta didik dari 114 satuan pendidikan setingkat SD-SMP yang tersebar di 9 provinsi.