Desa Pesisir yang Tenggelam

Di tengah riuh panggung politik-ekonomi nasional, wilayah Indonesia terus berkurang. Dalam senyap, sejumlah daerah kehilangan wilayah daratan yang semakin signifikan, bukan karena invasi, namun karena abrasi. Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dengan 17.504 pulau, garis pantai hingga 108 ribu Km dan luas wilayah perairan mencapai 6,4 juta Km2, Indonesia rentan dengan ancaman pemanasan global dan kenaikan permukaan air laut.

 

Pada 2020, dari sekitar 84 ribu wilayah administratif setingkat desa, lebih dari 15 persen-nya  secara geografis berlokasi di tepi laut. Dengan demikian, kenaikan permukaan air laut secara langsung mengancam kehidupan 12.879 desa tepi laut di seluruh penjuru negeri. Hampir seluruh desa tepi laut, lebih dari 95 persen, memanfaatkan laut untuk aktivitas perikanan tangkap. Namun antara 2003-2019, jumlah nelayan di laut berkurang hingga 1,5 juta orang. Laut dan pesisir semakin tidak dapat menjadi sumber penghidupan.

 

Sektor pertanian adalah sumber penghasilan utama sebagian besar penduduk desa tepi laut. Hampir 90 persen desa tepi laut di Indonesia mengandalkan sektor tanaman pangan (padi), perkebunan, perikanan tangkap, perikanan budidaya, peternakan dan kehutanan sebagai sumber penghasilan utama penduduknya. Maka, kenaikan permukaan air laut akan secara langsung mengancam sumber penghasilan utama desa tepi laut dan menciptakan kerentanan sosial-ekonomi bagi penduduknya.