Lumbung Pangan dan Kesejahteraan Petani

Hingga saat ini, swasembada pangan masih menjadi mimpi. Tahun 2023 ini bahkan impor beras diproyeksikan akan menembus 3 juta ton, tertinggi pascakrisis 1998. Terkini di ajang pilpres, warisan kebijakan terpenting Presiden Jokowi untuk ketahanan pangan, food estate (lumbung pangan), mendapatkan tantangan serius dari contract farming (pertanian kontrak).

Kebijakan food estate berangkat dari gagasan untuk meningkatkan produksi pangan secara efisien dan cepat. Untuk produksi pangan yang efisien dan cepat maka pertanian dilakukan dalam skala yang besar, sehingga membutuhkan lahan yang luas dan modal yang besar. Logika ini membuat food estate dilakukan di luar Jawa, di mana ketersediaan lahan memadai dan cenderung bergantung pada korporasi besar dan negara sebagai pemodal.

Kebijakan food estate adalah respons atas produksi pangan nasional yang kini mengalami stagnasi, terutama beras. Produksi beras nasional dalam 5 tahun terakhir bahkan cenderung turun, dari 33,9 juta ton pada 2018 menjadi 31,5 juta ton pada 2022. Faktor utama penyebab stagnasi produksi beras bersifat mendasar, yaitu semakin berkurangnya sawah akibat alih fungsi lahan yang tidak terkendali.

 

Opini ini terbit di Investor Daily Edisi Rabu, 27 Desember 2023
Silahkan unduh PDF nya untuk lihat ulasan lengkapnya.