Merespon pandemi Covid-19 yang menyebar ke seluruh dunia, berbagai negara menerapkan ukuran-ukuran untuk membatasi pandemi. Berbagai intervensi non farmasi skala besar diluncurkan oleh banyak negara mulai dari melarang kerumunan dan keramaian, menutup perbatasan, membatasi transportasi umum, menutup sekolah dan universitas, menutup tempat usaha non esensial, hingga melakukan karantina wilayah skala besar (lockdown), termasuk melakukan pelacakan kontak erat dan isolasi setiap suspek.
Pandemi Covid-19 telah memaksa masyarakat dunia untuk mengimplementasikan intervensi non farmasi untuk menghentikan penyebaran virus. Intervensi non farmasi bertujuan menurunkan transmisi virus dengan cara menurunkan kontak antar individu dalam populasi, sehingga penyebaran Covid-19 adalah terkendali. Kebijakan anti penyebaran virus skala besar ini ditempuh oleh banyak negara karena manfaat kesehatannya yang jauh melebihi biaya sosial-ekonominya.
Intervensi non farmasi skala besar terbukti sebagai cara paling efektif dalam menurunkan tingkat penyebaran virus, dengan menurunkan angka reproduksi Rt, rata-rata tingkat penularan oleh seorang yang telah terinfeksi, dibawah 1. Meski dampak sosial dan ekonomi dari intervensi non farmasi ini adalah luas, namun dampak penurunan wabahnya adalah sepadan, bahkan jauh lebih signifikan dalam jangka panjang. Intervensi skala besar yang ketat diperkenalkan China di Wuhan sejak 23 Januari 2020, yang secara signifikan menurunkan angka penularan dan efektif menghentikan penularan, ditandai nol kasus transmisi lokal, pada 19 Maret 2020.