(Transformasi) Bangsa Kuli

Transformasi struktural dan ketenagakerjaan di Indonesia memperlihatkan pola anomali. Setelah meninggalkan strategi substitusi impor di era 1980-an, Indonesia memasuki industrialisasi di era 1990-an dengan berfokus pada keunggulan komparatif: sumber daya alam dan buruh murah yang berlimpah. Pasca krisis 1997, sektor jasa tumbuh pesat, jauh meninggalkan sektor industri. Dengan nilai tambah yang lebih tinggi dari sektor jasa, pertumbuhan rendah sektor industri manufaktur mengindikasikan terjadinya “deindustrialisasi”. Alih-alih memasuki industri bernilai tambah tinggi yang padat modal dan padat teknologi, Indonesia justru semakin bergantung pada sektor jasa bernilai tambah rendah.