Kurban tidak hanya ritual ibadah, namun telah menjadi tradisi sosial-ekonomi besar tahunan. Sebagai negara muslim terbesar dan sekaligus salah satu perekonomian terbesar di dunia, potensi kurban di Indonesia adalah signifikan, karenanya jika terkelola dengan baik, semestinya mampu menjadi kekuatan ekonomi yang tidak hanya meningkatkan kesejahteraan mustahik namun juga memberdayakan peternak rakyat yang tingkat kesejahteraannya juga rendah. Dibutuhkan rekayasa sosial agar kurban tidak hanya menjadi pranata keagamaan semata, namun juga pranata ekonomi yang mensejahterakan. Di tengah rendahnya konsumsi daging nasional dan tingginya ketergantungan negeri ini pada impor daging, upaya mengarusutamakan kurban sebagai pranata sosial-ekonomi ini semakin menemukan relevansi dan urgensi-nya.
IDEAS memproyeksikan potensi ekonomi kurban Indonesia tahun 2023 ini sebesar Rp 24,5 triliun yang berasal dari 2,08 juta pekurban (shahibul qurban). Berbeda dengan tahun 2022 yang meningkat dari 2021, proyeksi tahun 2023 ini menurun tipis dari tahun lalu yang kami estimasikan mencapai Rp 24,3 triliun dari 2,17 juta orang pekurban.
Meski pandemi kini telah berakhir dan mobilitas masyarakat telah sepenuhnya normal, namun resesi global telah melemahkan kembali pemulihan ekonomi pasca pandemi. Melemahnya daya beli masyarakat akibat kenaikan harga pangan dan energi, yang antara lain terlihat dari rendahnya inflasi saat Ramadhan dan Idul Fitri tahun ini yang baru saja berlalu, menyebabkan kami mengambil estimasi kurban yang konservatif.