Pemimpin dunia kembali membahas kerangka kerja Perserikatan BangsaBangsa (PBB) tentang perubahan iklim dalam pertemuan puncak iklim internasional, Conference of Parties ke-28 (COP-28), di Dubai.
Membatasi perubahan iklim di masa depan merupakan prioritas terpenting umat manusia saat ini untuk mencegah bencana dan kepunahan massal. Dunia hari ini sudah berada dalam kondisi darurat perubahan iklim dan pemanasan global.
Salah satu isu yang mengemuka dalam COP-28 adalah rendahnya komitmen dan realisasi bantuan negara-negara maju untuk pembiayaan iklim negara-negara berkembang. Hal ini dipastikan akan menyulitkan negara-negara berkembang memenuhi komitmen iklim mereka dan berpotensi memperburuk masalah perubahan iklim dan pemanasan global.
Untuk memberikan prioritas yang lebih tinggi pada isu perubahan iklim dan pemanasan global, penulis mengusulkan agar salah satu kriteria mustahik adalah mereka yang terdampak perubahan iklim dan pemanasan global (yaitu masuk ke ashnaf fakir-miskin) dan mereka yang berjuang melawan perubahan iklim dan pemanasan global (yaitu masuk ke ashnaf fii sabilillah).
Dengan demikian filantropi Islam dapat menunjukkan afirmasi yang lebih kuat ke isu perubahan iklim dan pemanasan global.
Opini ini terbit di Republika Edisi Selasa, 12 Desember 2023
Silahkan unduh PDF nya untuk lihat ulasan lengkapnya.